Surabaya, 13 Juni 2021 — Pada tanggal 13 Juni 2021, PDS Patklin Surabaya mengadakan acara webinar dengan para pembicara hebat yang terdiri dari Dr. dr. Puspa Wardhani, Sp.PK (K), Prof. Dr. dr. Aryati, MS., Sp.PK (K), dan dr. Yudha Indrawirawan, Sp.PK – dengan tema “Molecular and Serology Diagnostic for Laboratory Development in Infectious Disease”.
Acara ini di pandu oleh dr. Munawaroh Fitriah, Sp.PK sebagai moderator, dan dr. Citra Novita, Sp.PK sebagai MC. Webinar ini dilakukan secara virtual dan dihadiri oleh 1000 partisipan melalui Zoom dan Youtube Streaming.
Pada sesi pertama, Dr. dr. Puspa Wardhani, Sp.PK (K) menjelaskan nilai pengujian antibodi netralisasi melalui kuliahnya yang berjudul “Importance of Total Antibody and Neutralising Antibody SARS-CoV-2 Post Vaccination”. Setelah pemasukan SARS-CoV-2 melalui infeksi maupun vaksinasi, sistem imun tubuh mengenali karakteristik virus melalui antibodi netralisasi yang spesifik terhadap bentuk protein S pada permukaan virus. Interaksi spesifik tersebut dapat menjadi pertanda berbagai hal, termasuk efikasi vaksin pada uji klinis, efikasi terapi plasma kovalen, serta representasi kondisi imunitas suatu populasi. Berbeda dengan pengujian binding antibodies IgM dan IgM, beliau memaparkan tiga metode utama pengujian antibodi netralisasi, yakni (1) Virus Neutralisation Test (VNT/PRNT), (2) Pseudovirus Neutralisation Test (pVNT), dan (3) Competitive or Surrogate Virus Neutralisation Test (cVNT/SVNT). Metode PRNT merupakan metode standar, namun membutuhkan isolat virus viabel dari sampel klinis atau rekombinan artifisial, serta pengerjaan relatif lama (5 hari) dalam laboratorium yang wajib bersertifikat BSL-3. Di sisi lain, metode SVNT tidak membutuhkan isolat virus viabel karena tidak berbasis kultur, dikarenakan pemanfaatan prinsip kerja ELISA dan ECLIA untuk memperoleh hasil uji antibodi netralisasi secara efisien waktu dan biaya.
Kemudian, Prof. Dr. dr. Aryati, MS., Sp.PK (K), melanjutkan diskusi dengan menyampaikan beberapa kemajuan dalam pemeriksaan NAAT dalam diagnosis penyakit menular, melalui topik diskusinya yang berjudul “Update on Molecular Diagnostics for Development of Infectious Diseases”. Terdapat berbagai metode NAAT (sensitivitas bervariasi) yang dapat digunakan untuk mendeteksi materi genetik patogen infeksius dalam spesimen klinis, termasuk teknik PCR yang sudah digunakan secara luas. Hasil NAAT meliputi rangkaian pra-analitik, analitik, dan pasca-analitik, sehingga terdapat berbagai parameter interpretasi yang juga sebaiknya dipertimbangkan, seperti: limit of detection (LOD), rentang deteksi, gen target, dan stabilitas sampel atau reagen. Pendirian ratusan laboratorium baru selama pandemi COVID-19 juga dapat menjadi opportunity pengembangan layanan menu diagnostik untuk berbagai jenis penyakit endemik di Indonesia, melalui lab development testing.
- Yudha Indrawirawan, Sp.PK dan Yoshida Aussiana mewakili PT UBC Medical Indonesia hadir untuk memperkenalkan teknik mikrofluidik dalam instrumen NeumoDx Molecular Systems melalui topik diskusi “Latest Molecular Technology to Detect SARS-CoV-2 and Other Infectious Pathogens for Rapid Testing”. Teknologi tersebut memanfaatkan katrid yang menyalurkan homogenisasi spesimen dengan reagen ekstraksi dan PCR kepada kompartemen instrumen molecular analyzeryang dapat diintegrasikan dengan teknologi lain secara otomatis. Bersama dengan reagen PCR NuDry, atau yang bersifat stabil dalam suhu ruang, tantangan diagnostik molekuler dapat diatasi dengan kombinasi keunggulan kedua teknologi tersebut, seperti reagen dan limbah yang kecil, serta intergrasi sistem kerja laboratorium yang cepat, aman, dan cost-effective.
NeuMoDx Molecular Systems (distributor QIAGEN) merupakan alat molekuler fully-automated (pengerjaan sampel dari ekstraksi hingga amplifikasi/ kuantifikasi materi genetik) pertama di Indonesia, dengan berbagai keunggulan seperti:
- High throughput
- Reagen stabil suhu ruang
- True random access
- Dapat disambungkan dengan LIS
- Kemampuan paralel IVD dan Lab Development Testassay
Lifotronic SARS-CoV-2 Neutralization Antibody Test merupakan alat imunoserologi fully-automated (pengerjaan sampel dari ekstraksi hingga kuantifikasi NAb) berbasis electro-chemiluminescence immunoassay (ECLIA), dengan berbagai keunggulan seperti:
- Pengujian yang cepat (10 menit)
- Throughput tinggi (86 tests per jam)
- Hasil kuantitatif
- Penggunaan spesimen yang berragam
Dalam pelaksanaannya, acara ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait molekular dan pengujian antibodi netralisasi yang saat ini sedang berkembang dengan teknologi terbaru. Diharapkan dengan teknologi yang lebih sensitif dan spesifik dapat meningkatkan akurasi diagnosis serta evaluasi klinis tindakan terapi, sehingga menurunkan beban penyakit infeksi dan mengoptimalkan program penanganan penyakit di Indonesia.
###
Siaran ulang acara webinar dapat diakses via Youtube dengan tautan berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=2xpdxjMVFow&t=69s
Informasi lebih lanjut terkait acara bertema molekuler kami dapat menghubungi:
Yoshida Aussiana, Email: [yoshida.samosir@ubcindonesia.com].